Sabtu, 25 Juni 2011

Menurut Anda dimana letak kebahagiaan itu???

Just Share.. 

Alkisah terdapat seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan.

Lewatlah sebuah motor di depan mereka. Berkatalah petani ini pada istrinya:
"Lihatlah Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah. Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah."


Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan, melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka.Pengendara motor itu berkata kepada istrinya:
"Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita."

Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi perbincangan, ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat di hadapan mereka:
"Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu. Mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok."


Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya:
"Betapa bahagianya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. Sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing masing."




Kebahagiaan tak akan pernah kau miliki jika kau hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain.



Bersyukurlah atas hidupmu supaya kau tahu
di mana kebahagiaan itu berada

Kebahagiaan itu tidak harus dikaitkan dengan kekayaan yang berlimpah apalagi kekayaan itu diperoleh dengan cara merusak lingkungan. 

Sabtu, 11 Juni 2011

Sekilas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Yup, kita mulai dengan tulisan pertama. Saya akui, saya bukanlah orang yang pandai merangkai kata-kata. Maklum, kelamaan kuliah jadinya sedikit kurang bebas aja kalo mau nulis-nulis, apalagi kalau inget dengan acuan pustakanya.. Hehehe. Tapi tak apa lah kita mulai saja, karena seribu langkah pun tidak akan pernah tercapai jika belum melakukan langkah pertama. Betul gak??
Saya awali blog ini dengan pengalaman pribadi saya ketika mengunjungi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dalam rangka praktikum MK Ekologi Terapan. Sebetulnya lokasi ini tidaklah spesial bagi saya, karena sebelumnya pun saya sudah pernah mengunjungi tempat ini diantaranya pada kegiatan up grading organisasi saya waktu itu.  Sebelumnya mungkin perlu saya jelaskan apa itu taman nasional. Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 736/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982, yang meliputi seluruh wilayah kawasan hutan Gunung Gede Pangrango. Taman Nasional ini berada pada ketinggian 700-3000 meter diatas permukaan laut. Taman Nasional ini terletak di daerah paling basah di Pulau Jawa dengan curah hujan rata-rata tahunan hingga 3000-4000 milimeter. Berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson, klasifikasi curah hujan pada kawasan ini masuk ke dalam tipe A, di mana nilai . Q = 5%-9%. Bulan terbasah dalam setahun terjadi pada bulan Desember hingga Maret dengan hujan yang hampir setiap hari. Sedangkan bulan kering terjadi pada Mei dan September.
Kawasan Taman Nasional ini secara administrasi pemerintahan tercakup ke dalam tiga Baerah Tingkat II di Propinsi Jawa Barat, yaitu: Kabupaten Daerah TK II Cianjur, Kabupaten Daerah TK II Bogor dan Kabupaten TK II Sukabumi. Dari wilayah administasi tersebut dapat dibayangkan betapa pentingnya keberadaan Taman Nasional ini. Ya, wilayah ini merupakan kawasan hulu sungai ciliwung. Pun dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika wilayah hulu suatu sungai tergangu. Bukan hanya masalah kualitas air yang menurun, tetapi dapat mengakibatkan bencana yang besar. Kejadian luapan air dari wilayah Bopunjur menuju wilayah Jabotabek berupa banjir dan banjir bandang yang menggenangi kota Jakarta dan sekitarnya boleh jadi disebabkan akibat rusaknya kawasan ini.
Sebetulnya Penataan Ruang Kawasan Puncak sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Pada pasal 49 ayat 2 telah ditetapkan bahwa kawasan strategis puncak diarahkan untuk terselenggaranya keseimbangan ekologi sebagai kawasan resapan air dan pengendali banjir yang meliputi kecamatan Cisarua, kecamatan Megamendung dan sebagian besar kecamatan Ciawi. Namun pada kenyataannya apakah sesuai? Apakah sudah ada penertiban di wilayah tersebut sebagai penerapan kebijakan yang telah dibuat? Yang saya amati justru kebalikannya bung, lahan-lahan bervegetasi justru semakin berkurang dan tergantikan dengan villa ataupun resort. Penertiban yang telah dilakukan sebelumnya pun dirasa tidak memiliki keberlanjutan yang jelas.

EKOSISTEM DAN KOMUNITAS VEGETASI

        Vegetasi hutan di Taman Nasional Gunung Gede pangrango dikasifikasikan oleh ahli ekologi menjadi tiga kelompok besar vegetasi berdasarkan ketinggian tempat. Klasifikasinya terdiri atas: hutan pegunungan bawah (1.000-1.500 m dpl), hutan pegunungan (1.500-2.400 m dpl), dan hutan subalpine (2.400-3.019 m dpl).

a.    Hutan Pegunungan Bawah (Sub-Montana)
           Vegetasi pada tipe hutan pegunungan bawah di TNGP dicirikan oleh tingginya kekayaan spesies, adanya lima lapisan struktur vegetasi, pohon dengan variasi ukuran diameter batang yang sangat beragam, tajuk yang relatif tertutup, pertumbuhan tanaman yang relatif cepat, tingginya persaingan antara individu di dalam komunitas vegetasi, serta dominannya jenis-jenis pohon dari Famili Fagaceae dan Lauraceae (Fago-Lauraceous). Kondisi lingkungan hutan pada tipe vegetasi ini dicirikan dengan lingkungan udara yang lembab dan hangat serta tebalnya lapisan tanah topsoil.
           Lapisan struktur vegetasi pada tipe hutan pegunungan bawah yaitu
(1) Emergents, yaitu pohon besar tinggi melebihi tinggi tajuk hutan. Jenis pohon yang dominan pada lapisan emeorgent adalah rasamala (Altingia excelsa). Tinggi pohon ini bisa mencapai 60 meter.
(2) Kanopi, yaitu pohon sedang hingga besar membentuk kanopi/atap hutan.
(3) Sub-kanopi, yaitu pohon kecil yang tumbuh di bawah naungan tajuk.
(4) Semak, yaitu tanaman berkayu dengan tinggi kurang dari 2 meter.
(5) Tumbuhan bawah yang menutupi lantai hutan.


b.  Hutan Pegunungan Atas
     Zona ini memiliki perbedaan yang mencolok jika dibandingkan dengan hutan pegunungan bawah yaitu memiliki hawa yang lebih dingin dan memiliki sedikit tumbuhan bawah sehingga jarak pandang ke dalam hutan bisa jauh. Kabut juga yang menyelimuti hutan pada zona ini menambah suasana dingin serta membatasi sinar matahari yang masuk. Keadaan atmosfer yang demikian membatasi pertumbuhan tanaman sehingga menjadi lambat serta membatasi jumlah kekayaan spesiaes. Tajuk hutan terbentuk dari pohon-pohon dengan tinggi yang seragam, biasanya hanya sekitas 20 meter.
       Herba yang umum dijumpai pada lantai hutan yaitu: Begonia javanica, Lobelia angulate, dan Lobelia montana. Jenis pohon yang biasanya dominan adalah jamuju (Dacrycarpus imbricatus). Dikenal sebagai kayu kuning Malaysia, pohon ini tumbuh di daerah antara Cibeureum dan Kandang Badak pada ketinggian antara 1.750 meter hingga 2.400 m dpl. Jenis tanaman pemanjat yang umum dijumpai pada zona ini adalah panggang cucuk (Schefflera rugosa). Jenis tanaman ini dicirikan dengan adanya duri seperti rambut di batangnya. Epifit juga banyak ditemui di hutan pegunungan, antara lain paku sarang burung (Asplenium spp.), Rhododendron javanicum, serta Dendrobium hasselti.

c.    Hutan Subalpin
        Zona ini terletak diatas zona pegunungan yang memiliki karakteristik vegetasi yang berbeda dengan zona-zona hutan di bawahnya. Ciri vegetasi di zona ini antara lain adalah tinggi pohon yang lebih pendek jika dibandingkan dengan pohon zona di bawahnya dan hanya ada dua lapisan struktur vegetasi (pohon dan tumbuhan bawah). Daun-daun biasanya berukuran kecil dan pertumbuhan tumbuhan sangat lambat. Batang pohon banyak ditumbuhi lumut-lumutan karena hawa dingi dan lembab yang disebabkan oleh selimut kabut. Namun demikian, curah hujan sering lebih rendah dari zona hutan dibawahnya. Pada bulan-bulan kritis, tumbuhan pada zona ini mengalami kekeringan. Kondisi inilah yang menyebabkan tumbuhan memiliki daun yang kecil sehingga bisa mengurangi penguapan air pada masa kekeringan.
         Tumbuhan yang dominan pada zona ini adalah cantigi (Vaccinium varingiaefoliumi), anggota dari family Ericaceae. Daun-daun muda yang berwarna merah sering menjadi daya tarik tersendiri pada zona hutan ini. Bersama dengan puspa (Schima norronhae), daun-daunnya bisa melindungi tumbuhan di bawahnya dari sinar ultra violet matahari yang dapat merusak pertumbuhan tanaman. Jamur Usnea sp. biasa menutupi batang cabang-cabang tumbuhan serta batuan di zona hutan ini. Jenis tumbuhan parasite akar yang menarik adalah Balanoptera elongate. Bijinya yang kecil jatuh di akar tumbuhan cantigi, menginfeksi dan akhirnya tumbuh sebagai akar parasit pada akar cantigi. Umbi parasite ini bisa digali dan menghasilkan malam/lilin.
         Jenis tanaman introduksi dari Eropa yang juga dapat ditemui pada zona ini adalah violet (Viola pilosa), Ranunculus blumei, Thalictrum javanicum, dan Primula prolifera. Salah satu dugaan masuknya jenis tumbuhan Eropa ini ke Asia adalah dengan adanya pergeseran benua pada zaman es.

d. Padang Rumput Subalpin
         Terdapat tiga tiga tipe habitat di dalam zona padang rumput subalpine, yaitu puncak gunung berbatu, daerah kawah dan lembah subalpine (subalpine meadow). Daerah dengan vegetasi terbuka di puncak TNGP terjadi karena letusan gunung yang terjadi pada pertengahan abad ke 19 (tahun 1840). Vegetasi yang ada sekarang merupakan vegetasi sekunder yang telah mencapai klimaks setelah letusan pada waktu itu. Pada habitat puncak gunung berbatu, jenis vegetasi yang dapat dijumpai yaitu Vaccinium varingiaefolium, Gaultheria nummularioides, Gaultheria leucocarpa, Rhododendron sp, Rapanea avenis, Anaphalis javanica, dan lain-lain.
           Habitat meadow subalpin dapat dijumpai di alun-alun Suryakencana. Pada habitat ini, rumput-rumput kering sangat mudah terbakar pada musim kemarau. Jenis vegetasi yang dapat dijumpai di habitat ini diantaranya yaitu Eidelwiss (Anaphalis javanica), Albizia lophantha, Lycopodium sp., dan Isachne pangerangensis.
         Vegetasi pada habitat kawah merupakan jenis-jenis yang tahan terhadap perbedaan iklim mikro yang ekstrim, siang hari yang panas dan kering serta malam hari yang sangat dingin, selain dari pengaruh aktivitas vulkanik gunung berapi. Pada habitat ini beberapa jenis spesies juga menyesuaikan bentuk pertumbuhannya, seperti cantigi yang merupakan pohon lurus di hutan pegunungan kini menjadi semak rendah di habitat kawah.



Jumat, 10 Juni 2011

Pengantar


Selamat datang di blog ini. 

     Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan hidayah sehingga kita diberikan kesehatan dan kenikmatan hidup yang luar biasa sampai hari ini.
     Perkenalkan nama saya Adi sang pemilik blog. Blog ini merupakan salah satu media yang dapat digunakan sebagai sarana belajar maupun saling bernagi pengalaman terutama hal-hal yang menyangkut lingkungan dan pertanian. Melalui blog ini saya mengajak saudara-saudara pembaca khususnya yang peduli terhadap lingkungan hidup untuk turut berpartisipasi dan mengkritisi suatu permasalahan yang ada. Marilah kita manfaatkan perkembangan teknologi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Mungkin karena berbagai kesibukan penulis, maka posting tidak dapat dilakukan secara rutin. 
     Demikianlah sambutan singkat saya, terima kasih atas kunjungan dan perhatian anda. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Apabila terdapat kekurangan dalam blog ini silahkan tulis komentar maupun saran yang membangun. 
       Terima kasih